Senin, 28 Desember 2009

Mengenal Diri Sendiri

Mengenal diri Anda yang Sebenarnya
Mengarungi tepian kehidupan. Menapak
ke segala arah unuk menemukan suatu tujuan.
Berusaha selalu melangkah hadapi rintangan.
Membiasakan rasa pahit dan manisnya cobaan.
Merenungi semuanya, dan menggoreskan ilmu
sebagai bekal untuk menjalani kehidupan.
Who am I..? Siapakah diriku..?
Siapakah diri Anda..??
Jika saya bertanya seperti itu, kira- kira Apa
jawaban Anda..? Dulu, saya pernah ditanya
dengan pertanyaan yang sama. Saat itu, saya
benar- benar merasa bingung dan membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk menjawab
pertanyaan sesederhana tersebut.
Mungkin Anda juga merasa bingung untuk
menjawab pertanyaan itu sekarang. Kesulitan
untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah
karena Anda belum: “Mengenal diri Anda yang
Sebenarnya”. Kita telah banyak melangkah dan
melakukan banyak gebrakan di Dunia ini, namun
apa artinya jika kita belum mengenal diri kita
sendiri..?
Padahal, “Mengenal diri sendiri”
menjadi bekal agar kita mempunyai arah dan
tujuan yang jelas dalam menjalani kehidupan.
Pada dasarnya, saat Anda melihat sebuah cermin,
Anda bisa langsung mengetahui siapa diri Anda.
Namun belum bisa “mengenal”, jika kita hanya
tahu dari luarnya saja. Oleh sebab itu, “Kita”
adalah Apa yang ada di pikiran kita, dan “Kita”
adalah Apa yang kita kerjakan. Maka, suatu
keunggulan tidak ditentukan oleh perbuatan
sesaat, melainkan ditentukan oleh suatu
kebiasaan.
Dalam hidup ini, sifat manusia dapat dibagi
menjadi 4 golongan, yaitu :
1. “Orang yang tahu akan dirinya, dan ia sadar bahwa
ia adalah orang yang tahu”. Inilah orang yang
penuh keyakinan. Ia tahu sejauh mana
kemampuan dirinya, sehingga ia dapat
melangkah di Dunia ini dengan mudah. Tidak ada
rasa takut dan kekhawatiran akan dirinya.
Ikutilah orang ini, karena ia tahu apa yang harus
dilakukan, dan tahu strategi apa saja yang harus
dipersiapkan untuk menaklukkan hari esok.
2. “Orang yang tahu akan dirinya, namun ia tidak sadar
bahwa ia adalah orang yang tahu”. Orang seperti
ini adalah orang yang masih terombang- ambing.
Ia masih mencari jati diri yang sebenarnya. Rasa
takut dan kekhawatiran masih menyelimuti
dirinya, sehingga ia belum berani mengambil
langkah dalam hidup ini. Dekatilah dan bimbinglah
ia untuk mencari tahu siapa dirinya yang
sebenarnya.
3. “Orang yang tidak tahu akan dirinya, dan ia sadar
bahwa ia adalah orang yang tidak tahu”. Ini
adalah orang yang rendah hati dan selalu bersikap
hati- hati. Ia tahu baru sejauh mana kemapuan
dirinya, sehingga ada niat yang kuat untuk
senantiasa belajar dan mencari tahu apa
kelebihannya.
4. “Orang yang tidak tahu akan dirinya, namun ia tidak
sadar bahwa ia adalah orang yang tidak tahu”.
Inilah yang paling berbahaya. Ia tidak tahu, tapi ia
tidak sadar bahwa dirinya itu tidak tahu, karena
hati atau qolbunya telah keras, sehingga ia tidak
bisa menerima ilham dan pencerahan dari Allah
swt. Ibarat sebuah kaca yang tertutup dengan
debu, sehingga tidak bisa menerima cahaya dari
luar.
Pada dasarnya, Allah melalui malaikat Jibril telah
membagikan limpahan wahyu kepada seluruh
makhluk di Dunia ini setiap hari. Namun karena
hati kita kurang peka, kadang kita tidak
menyadarinya. Padahal, jika kita senantiasa
meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada
Allah, maka kita akan menjadi orang- orang yang
“tahu”, karena kita telah mendapatkan
‘fadhilah’ (ilham yang sempurna) dalam hidup ini.
Kemudian jika kita senantiasa menjaga
hati agar tetap bersih, maka kita akan
mendapatkan ‘maunah’, dan jika maunah
tersebut kita jaga dengan iman yang istiqomah,
maka kita akan mendapatkan ‘karomah’.
Kemauan untuk merencanakan tujuan
hidup akan membantu Anda untuk mengenali diri
secara utuh. Dengan begitu, Anda akan
mengetahui potensi dan menyadari betapa
kompleksnya diri Anda. “Man arofa nafsahu faqod
arofa robbahu”, “Kenalilah dirimu, maka kamu
akan mengenal TuhanMu”.
Dengan memahami dan selalu
berusaha untuk mendekati Allah swt, maka
perlahan- lahan Anda akan: “Mengenal diri Anda
yang Sebenarnya”. Belum lengkaplah seorang
muslim jika ia belum mengenal dirinya sendiri.
Dengan mengenal diri Anda secara utuh, maka
Anda akan dapat menjalani dan memahami
kehidupan ini dengan mudah.
Misalnya, saat Anda sedang
dihadapkan dengan rangkaian masalah dan
cobaan yang berat, sebenarnya Anda lah yang
paling tahu apa yang harus dilakukan, bukan
orang lain. Oleh sebab itu, yakinlah dengan
pertolongan Allah dan mintalah pertolongan
kepadaNya. “Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah
beserta orang- orang yang sabar”. (Q.S Al
Baqarah: 153).
Lantas… Bagaimana kita tahu, kita
sudah mengenal diri kita apa belum..??
“Jika Anda sudah dapat menjadi
seseorang yang bermanfaat dan dapat
melaksanakan apa yang terbaik dalam hidup ini,
dengan tidak melupakan hak- hak dan kewajiban
Anda sebagai seorang muslim. Berarti “Anda
sudah mengenal diri Anda yang Sebenarnya”.
Congratulation..!! And see you at the Top..!!
DIPOSKAN OLEH MUHAMMAD MIFTAKHUR RIZA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar